Lezatnya Laba Bebek Bakar Khas Aceh

Anda ingin menjajal kelezatan ayam dan bebek bakar khas Aceh? Silakan datang ke Cikendak Ayam Bebek Bakar. Tapi, gerai ayam dan bebek bakar ini baru ada di Langsa dan Banda Aceh saja.

Itu sebabnya, Zulfikar pemilik Cikendak Ayam Bebek Bakar yang membuka usaha sejak Januari 2010 menawarkan kemitraan, agar makin banyak orang yang makan ayam dan bebek bakar khas Aceh buatannya itu.

Selain ayam dan bebek bakar, Cikendak Ayam Bebek Bakar juga menyajikan menu lain, yakni bebek goreng crispy dan lada hitam. Selain itu, Cikendak juga menyediakan menu seafood, seperti kepiting lada hitam dan udang cabai, serta masakan Eropa dan China semisal capcai.

Mencicipi Laba Es Krim Rendah Kolesterol

Pernah mencoba es krim rasa jahe? Jika belum, tidak ada salahnya mengunjungi stan es krim rendah kolesterol (Renko) di pameran "Gerakan Kewirausahaan Nasional", UKM Convention Center Smesco, Jakarta, Rabu (3/2/2011).

Selain rasanya unik, es krim Renko juga dinilai dapat menurunkan kolesterol sehingga menyehatkan.  "Untuk kesehatan memang bagus, rendah kolesterol dan gulanya pakai gula buah (gula fruktosa)", ujar Agus, petugas penjual es krim Renko.

Selain rasa jahe, Renko juga menyediakan rasa herbal lain, seperti rasa jeruk kalamanci, akar alang-alang, dan mahkota dewa. "Rasa apa saja yang herbal bisa kami buatkan," kata Agus.

Dari Klaten, kotak rokok Slamet merambah Malaysia, Iran, dan India

Pelbagai aksesori bagi perokok terus bermunculan. Yang juga digemari adalah kotak rokok yang terbuat dari kayu dengan motif etnik. Salah satu pembuatnya adalah Slamet Widodo asal Klaten, Jawa Tengah. Dengan omzet Rp 110 juta per bulan, kotak rokok kayu sudah mendarat di sejumlah negara, seperti Malaysia, Iran, dan India.

Slamet Widodo mulai menekuni bisnis pembuatan kotak rokok kayu sejak 1997. Pria asal Klaten, Jawa Tengah ini melihat peluang usaha yang terbentang luas. Waktu itu, produk sejenis masih jarang. "Selain fungsi, motifnya unik sehingga banyak dicari," kata lelaki berumur 44 tahun ini.

Saat itu, dengan modal Rp 5 juta, Slamet memulai usaha kotak rokok dari kayu. "Awalnya sangat berat. Satu tahun pertama kadang jalan kadang tidak," kenangnya yang ketika itu memakai rumahnya sebagai bengkel produksi. Keinginannya menciptakan lapangan kerja di tanah kelahirannya turut mendorong semangatnya.

Lezatnya Melahap Untung Kemitraan Bakso

Bakso sudah menjadi makanan yang digemari semua kalangan dan umur. Tak salah, panganan berbentuk bulat seperti bola pingpong bercampur kuah panas ini banyak dilirik oleh pengusaha untuk menjadi pohon uang.

Walau pedagang bakso sudah penuh sesak, Rizka Wahyu masih menganggap peluang usaha makanan ini terbuka lebar. Oleh karena itu, dia berani menawarkan kemitraan Warung Bakso Mandiri atau WBM. "Kelebihannya, bakso WBM dari 100% daging sapi, tepungnya dari bahan alami pilihan," kata Rizka berpromosi.

Agar rasanya makin maknyus, ia hanya menggunakan urat halus supaya bakso terasa kenyal. Kuah bakso juga lebih kental karena memakai berbagai macam rempah.

Dari Kakilima Menjadi Juragan

Tidak pernah terbayang di pikiran Wahyuni meraup omzet ratusan juta rupiah saat memulai usaha mainan edukatif. Maklum, dia mengawali usahanya dari kaki lima. Sekarang, perempuan berusia 33 tahun ini tak perlu lagi menjual langsung mainan buatannya. Ada banyak pedagang mainan yang membeli produknya untuk dijual kembali.

Perasaan bosan hanya menjadi ibu rumah tangga merupakan alasan awal Wahyuni, atau yang kerap dipanggil Yuni, memulai usaha berjualan mainan anak. Tahun 2007, dia mulai membeli mainan edukatif asal China.

Kemudian, dia menjualnya kembali ke sebuah pasar kaget di Bogor, Jawa Barat. Pasar kaget setiap akhir pekan itu selalu menjadi tempat langganannya untuk usaha. Terbukti, barang dagangannya laris manis. Karena itu, ia mulai menjajaki pasar yang lebih luas dengan mengikuti sejumlah pameran, termasuk membuka satu toko mainan di Giant Mal Bogor.

Keberadaan toko ini tentu membutuhkan pasokan barang yang rutin agar usahanya terus berputar dan bisa membayar uang sewa toko. Namun, Yuni sangat kesulitan mendapatkan pasokan mainan secara rutin. "Barang impor sering kosong. Yang lokal juga kelebihan order," imbuhnya.

Zukri, Juraga Jahe Instan Asal Makasar

Berbekal kerja keras dan kreativitas, Zukri meraih sukses sebagai pengusaha jahe instan khas tanah kelahirannya, Makassar. Tak hanya jahe instan, ia juga sukses mengelola perusahaan penyedia jasa training management outbond. Omzet dari masing-masing usahanya tersebut bisa mencapai Rp 100 juta per bulan.

Pengusaha sukses memang tak harus berasal dari sebuah keluarga pengusaha. Seperti yang terlihat pada Zukri. Meski darah wirausaha sama sekali tak mengalir dalam tubuhnya, toh, pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan ini mampu meraih sukses sebagai seorang pengusaha.

Berkat kerja keras dan kreativitasnya mengembangkan resep minuman tradisional jahe asli Makassar, Sukma Jahe bisa diterima masyarakat dengan baik.

Zukri mengembangkan usaha jahe instan ini sejak dua tahun lalu. Zukri yang juga pemilik UD Monity Jaya Bersama mampu memodifikasi resep minuman jahe khas Kota Angin Mamiri tersebut hingga menghasilkan aroma dan rasa yang berbeda dengan produk-produk jahe instan lainnya.

Renyahnya Bisnis Crepes

Crepes semakin akrab di telinga dan lidah orang Indonesia. Tengok saja, penjaja penganan yang terbuat dari tepung terigu ini semakin mudah dijumpai.

Tak hanya di mal atau pusat belanja, penjual crepes juga terlihat di pinggir jalan. Mereka menuai gerai, baik di ruko maupun gerobak (booth). Ini bukti bahwa crepes semakin menuai banyak penggemar.

Memanfaatkan peluang memopulerkan crepes yang belum banyak dikenal di Jawa Timur, dua tahun lalu Rachmad Prayogi mulai terjun ke bisnis ini. Dengan mengusung nama Loyal Crepes, pria asal Kediri, Jawa Timur, itu menggulirkan usahanya.

Tak ingin mengalami kegagalan. Rachmad pun mematangkan konsep bisnis. Tujuan dia, tentu saja, agar mampu bersaing dengan produk sejenis yang sudah lebih dulu eksis. Ambil contoh, dia menggunakan telur ayam kampung saat meracik adonan agar hasilnya lebih gurih dan renyah.